Penyakit Campak
PENGERTIAN
Campak yang
disebut juga dengan measlesataurubeola merupakan suatu penyakit infeksi akut
yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus yang pada umumnya menyerang anak-anak.
Penykit ini ditularkan dari orang melalui percikan liur (droplet) yang
terhirup.
Campak ialah
penyakit infeksi virus akut, menular yang di tandai dengan 3 stadium yaitu:
a. Stadium kataral
b. Stadium erupsi
c. Stadium konvalesensi
a. Stadium kataral
Ditandai dengan
enantem (bercak komplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai
sedang, konjungtivitis ringan koryza dan batuk.
b. Stadium erupsi
Ditandai dengan
ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh,lengan dan
kaki dan disertai oleh demam tinggi.
c. Stadium konsvalensi
Ditandai dengan ruam sesuai
urutan munculnya ruam dan terjadi hiperpigmentasi.
Riwayat Alamiah Penyakit Campak
Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap prepatogenesis
b. Tahap patogenesis
c. Tahap akhir/ pasca patogenesis
1. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini
invidu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka
terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of
suseptibility). Pada tahap ini belum ada
tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh masih kuat, namun
begitu daya tahan tubuh melemah ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih
ganas maka keadaan segera berubah
penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya tahap patogenesis.
2. Tahap patogenesis
Tahap ini
meliputi 4 sub-tahap yaitu :
-
Tahap inkubasi
-
Tahap dini
-
Tahap lanjut
-
Tahap akhir
Ø Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit
campak adalah 10-20 hari Pada tahap ini individumasih belum
merasakan bahwa dirinya sakit.
Ø Tahap dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi,yaitu berupa:
Ø Panas badan
Ø Xeri tenggorokan
Ø Hidunh meler (coryza)
Ø Batuk (cough)
Ø Bercak komplik
Ø Nyeri otot
Ø Mata merah (conjuctivitis)
Ø Tahap lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata
dari mulai kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti
pulau-pulau, ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan
segera menjalar menuju dada,punggung,perut serta terakhir kaki dan tangan. Pada
saat rau muncul.panas pada anak mencapai puncaknya(bisa mencapai 40 derajat
celcius),ingus semakin banyak,hidung semakin mampat,tenggorokan semakin sakit
dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah
Ø Tahap akhir/pasca patogenesis
Berakhirny perjalanan penyakit campak dapat berada
dalam lima pilihan keadaan yaitu:
·
Sembuh sempurna Yakni
bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih sehat kembali
·
Sembuh dengan cacat
Yakni bibit penyakit menghilang,penyaki sudah tidak ada tetapi tubuh tidak
pulih sepenuhnnya, meninggalkan bekasgangguan yang permanen berupa cacat
·
Karier,
di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masihtetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
·
Penyakit tetap
berlangsung secara kronik.
·
Berakhir dengan
kematian.
Etiologi, Epidemiologi, Patofisiologi
1. Etiologi
Campak disebabkan oleh virus RNA dari famili
paramixoviridae, genus Morbilivirus selama masa prodomal dan selama waktu
singkat sesudah raum tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring , darah dan urin. Virus dapat aktif sekurang-kurangnya
34 jam dalam suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan
embrio manusia atau jaringan ginjal kerarhesus. Perubahan sitopatik, tampak
dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multi nukleus dengan inklusi
intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul Penyebaran
virus maksimal adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama masa
prodormal (stadium kataral). Penularan terhadap penderita rentan sering terjadi
sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada
hari ke 9 -10 sesudah pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke
7. Tindakan pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit
atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan
sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul
2. Epidemiologi
Berdasarkan hasil penyelidikan lapangan KLB campak
yang dilakukan Subdit Surveilans dan Daerah
pada tahun 1998-1999, kasus-kasus campak terjadi karena anak belum mendapat
imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar 40–100 persen dan mayoritas
adalah balita (>70 persen).Frekuensi KLB campak pada tahun 1994-1999
berdasarkan laporan seluruh provinsi se-Indonesia ke Subdit Surveilans, berfluktuasi dan cenderung meningkat pada periode
1998–1999 dari 32 kejadian menjadi 56 kejadian. Angka frekuensi itu sangat dipengaruhi intensitas laporan dari provinsi atau
kabupaten/kota. Daerah-daerah dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang cukup
intensif dan mempunyai kepedulian cukup tinggi terhadap pelaporan KLB, mempunyai
kontribusi besar terhadap kecenderungan
meningkatnya
frekuensi KLB campak di Indonesia seperti Jawa Barat, NTB, Jambi,Bengkulu dan
Yogyakarta. Dari sejumlah KLB yang dilaporkan ke Subdit Surveilans,
diperkirakan KLB campak sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya,
masih banyak KLB campak yang tidak terlaporkan dari daerah dengan berbagai
kendala. Walaupun frekuensi KLB campak yang dilaporkan itu mengalami
peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata-rata kasus
setiap KLB selama 1994–1999, yaitu sekitar 15–55 kasus pada setiap kejadian.
Berarti besarnya jumlah kasus setiap episode KLB campak selama periode itu, rata-rata
tidak lebih dari 15 kasus. Dari 19 lokasi KLB campak yang diselidiki Subdit
Surveilans, daerah dan mahasiswa FETP
(UGM) selama tahun 1999, terlihat
attack-rate pada KLB campak dominan padakelompok umur balita. Angka proporsi
penderita pada KLB campak 1998–1999 jugamenunjukkan proporsi terbesar pada
kelompok umur 1–4 tahun dan 5–9 tahun biladibandingkan kelompok umur lebih tua
(10–14 tahun).
3. Patofisiologi
Lesi
campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran
cernadan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan
beberapa sel polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi
limfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar
kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi
berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel
serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri sekunder Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi
demielinisasi pada daerah otak dan medulla
spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadidegenerasi
korteks dan substansia alba.
Tanda-Tanda Penyakit Campak
Tanda khas penyakit campak adalah adanya Koplik spots (kemerahan dengan putih di tengah) di selaput lendir pipi yang tampak 1-2 hari sebelum timbulnya rash. Rash adalah kemerahan kulit yang biasanya muncul pada hari ke 14 setelah terpapar, kemudian menyebar dari kepala ke anggota badan selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari akan menghilang meninggalkan noda kehitaman. Rash merupakan manifestasi reaksi hipersensitivitas yang tidak akan terlihat pada orang yang mengalami penekanan sistem imunitas seluler. Sel yang terinfeksi virus campak mampu berfusi membentuk sel raksasa multinuklear (multinuclear giant cells), yang merupakan tanda patologis infeksi virus campak.
b. Gejala – Gejala
Gejala mulai timbul
dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- Panas badan
- nyeri tenggorokan
- hidung meler ( Coryza )
- batuk ( Cough )
- Bercak Koplik
- nyeri otot
- mata merah ( conjuctivitis ),
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setela timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
- Panas badan
- nyeri tenggorokan
- hidung meler ( Coryza )
- batuk ( Cough )
- Bercak Koplik
- nyeri otot
- mata merah ( conjuctivitis ),
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setela timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit,
penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40°
Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata
yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah
yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Pencegahan
dengan Imunisasi Campak
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Imunisasi
campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur
hidup. Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah
jika seseorang mendapatkan imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa usia
6 bulan - 59 bulan dan masa SD (6 - 12 tahun).
Upaya
imunisasi campak tambahan yang dilakukan bersama dengan imunisasi rutin
terbukti dapat menurunkan kematian karena penyakit campak sampai 48%. Tanpa
imunisasi, penyakit ini dapat menyerang setiap anak, dan mampu menyebabkan
cacat dan kematian karena komplikasinya seperti radang paru (pneumonia); diare,
radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak
dengan gizi buruk. Hingga kini penyakit campak masih menjadi penyebab utama
kematian anak di bawah umur 1 tahun dan Balita umur 1 - 4 tahun di Indonesia.
Diperkirakan lebih dari 30.000 anak/tahun meninggal karena komplikasi campak.
Selain itu, campak berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah.
Imunisasi adalah jalan utama untuk mencegah dan menurunkan angka kematian anak-
anak akibat campak.
Imunisasi ada dua macam, yaitu
Imunisasi ada dua macam, yaitu
1. imunisasi aktif
2. imunisai pasif
2. imunisai pasif
1. Imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya : adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan
adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya : adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan
2. imunisasi pasif
adalah penyuntikan
sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya
adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi
dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi
terhadap campak.
Jenis
Imunisasi Campak
Vaksin Campak Kering
a. Deskripsi
Vaksin campak
merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung
tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari
100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk
vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang
tersedia secara terpisah untuk tujuan tersebut. Vaksin ini telah memenuhi
persyaratan WHO untuk vaksin campak.
Jumlah pemberian
imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di
usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena
antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya
menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
b. Indikasi
Untuk Imunisasi aktif
terhadap penyakit campak.
c. Komposisi
Tiap dosis vaksin yang
sudah dilarutkan mengandung :
1. Virus Campak >=
1.000 CCID50
2. Kanamycin sulfat
<= 100 mcg
3. Erithromycin <=
30 mcg
d. Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak
terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada
lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang
steril. Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga
(maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama waktu
tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung dari sinar matahari.
Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan. Satu dosis vaksin
campak cukup untuk membentuk kekebalan terhadap infeksi.Di negara- negara
dengan angka kejadian dan kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun
pertama setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi terhadap campak dilakukan
sedini mungkin setelah usia 9 bulan (270 hari). Di negara-negara yang kasus
campaknya sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih dari usia tersebut.
Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan bersamaan dengan vaksin-vaksin
DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV dan IPV), Hepatitis B, dan Yellow Fever.
Imunisasi campak
dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali pakai (autodestruct syringe).
Penggunaan alat suntik tersebut dimaksudkan untuk menghindari penularan
penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis B.
Ø Dengan cara :
1. Vaksin Campak
dilarutkan dulu sebelum saat
pelayanan akan dimulai.
2. Buka tutup torak
dan tutup jarum.
3. Tusukkan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung
jarum selalu berada didalam cairan vaksin, jauh dibawah permukaan cairan
vaksin, sehingga tidak ada udara yang masuk kedalam semprit.
4. Tarik torak
perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk kedalam semprit, sampai torak terkunci
secara otomatis, torak tidak dapat ditarik lagi.
5. Cabut jarum dari
vial, keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan
mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc.
6. Bersihkan kulit
dengan air hangat, kemudian suntikan vaksin secara intramuskular (lakukan
aspirasi sebelumnya untuk memastikan apakah jarum tidak menembus pembuluh
darah). Alat suntik yang telah dipakai langsung dibuang kedalam insinerator
tanpa penutup jarum dan penutup torak. Untuk menghindari resiko tertusuk jarum,
petugas kesehatan tidak boleh memasang kembali penutup jarum. Insinerator
berisi alat suntik bekas pakai dibawa kembali ke Puskesmas dan kemudian setelah
penuh, baru dipakai.
7. Vaksin campak yang
telah dilarutkan hanya bertahan 3 jam, setelah lewat
waktu tersebut tidak boleh dipakai lagi.
8. Lokasi penyuntikan
sebaiknya paha anak, tekhnis penyuntikan sesuai juknis imunisasi.
e. Efek Samping
Hingga 15 % pasien
dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8 -
12 hari setelah vaksinasi Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah
dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.
f. Kontraindikasi
Terdapat beberapa
kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin campak. Walaupun
berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi. Demam
ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit
ringan lainnya jangan dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi
terjadi bagi individu yang diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan
erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin belum diketahui,
maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Individu Pengidap Virus HIV (HUMAN
IMMUNODEFFICIENCY VIRUS).
Vaksin Campak
kontraindikasi terhadap individu-individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena
leukimia, lymphoma atau generalized malignancy. Bagaimanapun penderita HIV,
baik yang disertai gejala ataupun tanpa gejala harus diimunisasi vaksin campak
sesuai jadual yang ditentukan.
g. Penyimpanan dan Kedaluarsa
Vaksin Campak beku-kering
harus disimpan pada suhu dibawah 8 °C (kalau memungkinkan di bawah 0 °C) sampai
ketika vaksin akan digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin
(bukan pelarut) disimpan pada suhu -20 °C. Pelarut tidak boleh dibekukan tetapi
disimpan pada kondisi sejuk sampai dengan ketika akan digunakan. Vaksin harus
terlindung dari sinar matahari.
Kedaluarsa : 2 tahun
h. Kemasan
Vaksin tersedia dalam
kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam Ampul.
Cara Penularan
Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10- 14 hari sebelum gejala muncul. Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak. Artinya, seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
• bayi berumur lebih dari 1 tahun
• bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
• remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
0 komentar:
Posting Komentar