Pages

Senin, 18 Maret 2013

Pengetahuan Penyakit Campak


Penyakit Campak

PENGERTIAN

Campak yang disebut juga dengan measlesataurubeola merupakan suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus  yang pada umumnya menyerang anak-anak. Penykit ini ditularkan dari orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup.
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang di tandai dengan 3 stadium yaitu:
a.      Stadium kataral
b.      Stadium erupsi
c.       Stadium konvalesensi

a.      Stadium kataral
Ditandai dengan enantem (bercak komplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan koryza dan batuk.
b.      Stadium erupsi
Ditandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh,lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.
c.       Stadium konsvalensi
Ditandai dengan ruam sesuai urutan munculnya ruam dan terjadi hiperpigmentasi.

Riwayat Alamiah Penyakit Campak

Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a.      Tahap prepatogenesis
b.      Tahap patogenesis
c.       Tahap akhir/ pasca patogenesis




            1.      Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini invidu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility). Pada tahap ini belum ada  tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh masih kuat, namun begitu daya tahan tubuh melemah ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas maka keadaan segera berubah  penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki  fase berikutnya tahap patogenesis.

2.      Tahap patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :
-          Tahap inkubasi
-          Tahap dini
-          Tahap lanjut
-          Tahap akhir

Ø Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari Pada tahap ini individumasih belum merasakan bahwa dirinya sakit.
Ø Tahap dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi,yaitu berupa:
Ø  Panas badan
Ø  Xeri tenggorokan
Ø  Hidunh meler (coryza)
Ø   Batuk (cough)
Ø  Bercak komplik
Ø  Nyeri otot
Ø  Mata merah (conjuctivitis)

Ø Tahap lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti pulau-pulau, ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada,punggung,perut serta terakhir kaki dan tangan. Pada saat rau muncul.panas pada anak mencapai puncaknya(bisa mencapai 40 derajat celcius),ingus semakin banyak,hidung semakin mampat,tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah
Ø Tahap akhir/pasca patogenesis
Berakhirny perjalanan penyakit campak dapat berada dalam lima pilihan keadaan yaitu:
·         Sembuh sempurna Yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih sehat kembali

·         Sembuh dengan cacat Yakni bibit penyakit menghilang,penyaki sudah tidak ada tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnnya, meninggalkan bekasgangguan yang permanen berupa cacat
·         Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masihtetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
·         Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
·         Berakhir dengan kematian.


  Etiologi, Epidemiologi, Patofisiologi 

1.       Etiologi
Campak disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae, genus Morbilivirus selama masa prodomal dan selama waktu singkat sesudah raum tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring , darah dan urin. Virus dapat aktif sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kerarhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multi nukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium kataral). Penularan terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9 -10 sesudah pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul

2.      Epidemiologi

Berdasarkan hasil penyelidikan lapangan KLB campak yang dilakukan Subdit Surveilans dan Daerah pada tahun 1998-1999, kasus-kasus campak terjadi karena anak belum mendapat imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar 40–100 persen dan mayoritas adalah balita (>70 persen).Frekuensi KLB campak pada tahun 1994-1999 berdasarkan laporan seluruh provinsi se-Indonesia ke Subdit Surveilans, berfluktuasi dan cenderung meningkat pada periode 1998–1999 dari 32 kejadian menjadi 56 kejadian. Angka frekuensi itu sangat dipengaruhi intensitas laporan dari provinsi atau kabupaten/kota. Daerah-daerah dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang cukup intensif dan mempunyai kepedulian cukup tinggi terhadap pelaporan KLB, mempunyai kontribusi besar terhadap kecenderungan
meningkatnya frekuensi KLB campak di Indonesia seperti Jawa Barat, NTB, Jambi,Bengkulu dan Yogyakarta. Dari sejumlah KLB yang dilaporkan ke Subdit Surveilans, diperkirakan KLB campak sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya, masih banyak KLB campak yang tidak terlaporkan dari daerah dengan berbagai kendala. Walaupun frekuensi KLB campak yang dilaporkan itu mengalami peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata-rata kasus setiap KLB selama 1994–1999, yaitu sekitar 15–55 kasus pada setiap kejadian. Berarti besarnya jumlah kasus setiap episode KLB campak selama periode itu, rata-rata tidak lebih dari 15 kasus. Dari 19 lokasi KLB campak yang diselidiki Subdit Surveilans, daerah dan mahasiswa FETP (UGM) selama tahun 1999, terlihat attack-rate pada KLB campak dominan padakelompok umur balita. Angka proporsi penderita pada KLB campak 1998–1999 jugamenunjukkan proporsi terbesar pada kelompok umur 1–4 tahun dan 5–9 tahun biladibandingkan kelompok umur lebih tua (10–14 tahun).
3.       Patofisiologi
                        Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran cernadan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi limfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadidegenerasi korteks dan substansia alba.

Tanda-Tanda Penyakit Campak

Tanda khas penyakit campak adalah adanya Koplik spots (kemerahan dengan putih di tengah) di selaput lendir pipi yang tampak 1-2 hari sebelum timbulnya rash. Rash adalah kemerahan kulit yang biasanya muncul pada hari ke 14 setelah terpapar, kemudian menyebar dari kepala ke anggota badan selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari akan menghilang meninggalkan noda kehitaman. Rash merupakan manifestasi reaksi hipersensitivitas yang tidak akan terlihat pada orang yang mengalami penekanan sistem imunitas seluler. Sel yang terinfeksi virus campak mampu berfusi membentuk sel raksasa multinuklear (multinuclear giant cells), yang merupakan tanda patologis infeksi virus campak.

b. Gejala – Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
- Panas badan
 - nyeri tenggorokan
- hidung meler ( Coryza )
 - batuk ( Cough )
 - Bercak Koplik
 - nyeri otot
 - mata merah ( conjuctivitis ),
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setela timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.


   Pencegahan dengan Imunisasi Campak

 Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup. Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa usia 6 bulan - 59 bulan dan masa SD (6 - 12 tahun).
Upaya imunisasi campak tambahan yang dilakukan bersama dengan imunisasi rutin terbukti dapat menurunkan kematian karena penyakit campak sampai 48%. Tanpa imunisasi, penyakit ini dapat menyerang setiap anak, dan mampu menyebabkan cacat dan kematian karena komplikasinya seperti radang paru (pneumonia); diare, radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk. Hingga kini penyakit campak masih menjadi penyebab utama kematian anak di bawah umur 1 tahun dan Balita umur 1 - 4 tahun di Indonesia. Diperkirakan lebih dari 30.000 anak/tahun meninggal karena komplikasi campak. Selain itu, campak berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atau wabah. Imunisasi adalah jalan utama untuk mencegah dan menurunkan angka kematian anak- anak akibat campak.
Imunisasi ada dua macam, yaitu
1. imunisasi aktif
2. imunisai
pasif
1. Imunisasi aktif
          adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya : adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan
2. imunisasi pasif
adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.


    Jenis Imunisasi Campak


Vaksin Campak Kering
a. Deskripsi
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia secara terpisah untuk tujuan tersebut. Vaksin ini telah memenuhi persyaratan WHO untuk vaksin campak.
Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
b. Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak.
c. Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung :
1. Virus Campak >= 1.000 CCID50
2. Kanamycin sulfat <= 100 mcg
3. Erithromycin <= 30 mcg
d. Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril. Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung dari sinar matahari. Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan. Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan terhadap infeksi.Di negara- negara dengan angka kejadian dan kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun pertama setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi terhadap campak dilakukan sedini mungkin setelah usia 9 bulan (270 hari). Di negara-negara yang kasus campaknya sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih dari usia tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan bersamaan dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV dan IPV), Hepatitis B, dan Yellow Fever.
Ø  Tata Cara Pemberian Imunisasi Campak
Imunisasi campak dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali pakai (autodestruct syringe). Penggunaan alat suntik tersebut dimaksudkan untuk menghindari penularan penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis B.
Ø  Dengan cara :
1. Vaksin Campak dilarutkan dulu sebelum saat
     pelayanan akan dimulai.
2. Buka tutup torak dan tutup jarum.
3. Tusukkan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung jarum selalu berada didalam cairan vaksin, jauh dibawah permukaan cairan vaksin, sehingga tidak ada udara yang masuk kedalam semprit.
4. Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk kedalam semprit, sampai torak terkunci secara otomatis, torak tidak dapat ditarik lagi.
5. Cabut jarum dari vial, keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc.
6. Bersihkan kulit dengan air hangat, kemudian suntikan vaksin secara intramuskular (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan apakah jarum tidak menembus pembuluh darah). Alat suntik yang telah dipakai langsung dibuang kedalam insinerator tanpa penutup jarum dan penutup torak. Untuk menghindari resiko tertusuk jarum, petugas kesehatan tidak boleh memasang kembali penutup jarum. Insinerator berisi alat suntik bekas pakai dibawa kembali ke Puskesmas dan kemudian setelah penuh, baru dipakai.
7. Vaksin campak yang telah dilarutkan hanya bertahan 3 jam, setelah lewat waktu tersebut tidak boleh dipakai lagi.
8. Lokasi penyuntikan sebaiknya paha anak, tekhnis  penyuntikan sesuai juknis imunisasi.
e. Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah vaksinasi Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.
f. Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi individu yang diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Individu Pengidap Virus HIV (HUMAN IMMUNODEFFICIENCY VIRUS).
Vaksin Campak kontraindikasi terhadap individu-individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma atau generalized malignancy. Bagaimanapun penderita HIV, baik yang disertai gejala ataupun tanpa gejala harus diimunisasi vaksin campak sesuai jadual yang ditentukan.
g. Penyimpanan dan Kedaluarsa
Vaksin Campak beku-kering harus disimpan pada suhu dibawah 8 °C (kalau memungkinkan di bawah 0 °C) sampai ketika vaksin akan digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin (bukan pelarut) disimpan pada suhu -20 °C. Pelarut tidak boleh dibekukan tetapi disimpan pada kondisi sejuk sampai dengan ketika akan digunakan. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari.
Kedaluarsa : 2 tahun
h. Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam  Ampul.

Cara Penularan

Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10- 14 hari sebelum gejala muncul. Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak. Artinya, seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
 bayi berumur lebih dari 1 tahun
 bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
 remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
  
 Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi
 bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita    mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

0 komentar:

Posting Komentar